DAY 1
Mulai dari jam 5 pagi, Kampus Prasmul sudah dipenuhi oleh para MABA yang mengikuti gelombang 1 outbound dengan segala macam peralatan yang dibawa. Sambil menunggu semuanya datang dan siap berangkat, kami pun menyempatkan untuk berfoto bersama kelompok dan lodestar kami dengan bendera yang telah kami buat khusus untuk outbound.
Setelah briefing (tentang rules, regulation sama do’s and dont’s), kami semua pun baru berangkat menuju Jatiluhur (tujuan outbound kami) pada pukul 06.30am. Karena kami akan outbound di KOSTRAD Angkatan Darat (AD) maka tak lengkap apabila transportasinya tidak menggunakan truk tronton. Kami pun mendapat urutan truk 7 bersama kelompok Kuda Nil. Perjalanan yang tadinya menyenangkan dengan angin sepoi-sepoi yang membuat ngantuk pun berubah saat memasuki kawasan hutan. Angin ditambah debu dan jalanan yang tidak mulus pun menghalangi kami untuk kembali tidur.
SAMPAI DI JATI LUHUR
Nilai-nilai yang berharga pun sudah kami temukan dari pertama kali kami turun truk tronton.
Setelah perjalanan yang cukup jauh, tiba-tiba tronton berhenti di sebuah lapangan dan kami dikejutkan oleh para anggota KOSTRAD yang menyuruh kami bergegas membawa semua perlengkapan dan berbaris berdasarkan kelompok. Komandan kami yang bernama Jatnika memberikan instruksi serta aturan main di wilayah militer tersebut.
Foto Awal Perjalanan
Mulai terbangun karena goyangan tronton makin parah |
Nilai-nilai yang berharga pun sudah kami temukan dari pertama kali kami turun truk tronton.
Setelah perjalanan yang cukup jauh, tiba-tiba tronton berhenti di sebuah lapangan dan kami dikejutkan oleh para anggota KOSTRAD yang menyuruh kami bergegas membawa semua perlengkapan dan berbaris berdasarkan kelompok. Komandan kami yang bernama Jatnika memberikan instruksi serta aturan main di wilayah militer tersebut.
Ternyata, tempat itu bukan basecamp kami dan kami
harus berjalan sejauh 5 kilometer per pleton (1 pleton , +/- 3 kelompok) melalui medan yang berat karena jalan
yang berbatu dan naik-turun untuk sampai di basecamp yang asli. Di sini kami merasa kalau kami harus selalu siap sedia dan sigap dalam menghadapi segala tantangan yang diberikan kepada kami. Tantangan ini pun tidak kami jadikan beban, melainkan kami mencoba mengatasinya dengan bernyanyi, bercanda bahkan bergosip ria agar tidak merasa lelah selama perjalanan. Kami juga membantu meringankan beban teman-teman yang merasa letih
dan pusing tanpa melihat orang tersebut dari kelompok kami atau tidak hingga
akhirnya kami sampai di base camp.
Sesampainya di basecamp, setelah pleton kami lengkap, kami dipersilahkan untuk menaruh semua perlengkapan kami di barak masing-masing dan langsung kembali untuk melaksanakan makan siang.
Jam makan siang merupakan titik awal kesadaran bagi kami untuk berpikir sebelum melakukan segalanya dan juga bertanggung jawab atas apa yang telah kami lakukan. Kami harus makan bersama, menunggu teman yang sedang mengambil, tanpa suara dan harus duduk tegak karena kalau tidak kami akan mendapat teguran, dan harus menghabiskan makanan kami tanpa sisa dalam hitungan ke 3. Di sini kami pun diajarkan untuk membantu teman kami yang tidak bisa menghabiskan makan dalam waktu yang singkat.
Walaupun kami di didik secara militer, komandan dan anggota militer lainnya tidak pernah memberikan hukuman fisik yang menyiksa, tapi lebih ke arah mendidik agar tidak melakukannya lagi. Teman-teman dari kelompok lain yang tidak menunggu temannya untuk makan bersama dikenai sanksi berupa push up mata, push up jari, push up kepala dan hal lainnya.
Jam makan siang merupakan titik awal kesadaran bagi kami untuk berpikir sebelum melakukan segalanya dan juga bertanggung jawab atas apa yang telah kami lakukan. Kami harus makan bersama, menunggu teman yang sedang mengambil, tanpa suara dan harus duduk tegak karena kalau tidak kami akan mendapat teguran, dan harus menghabiskan makanan kami tanpa sisa dalam hitungan ke 3. Di sini kami pun diajarkan untuk membantu teman kami yang tidak bisa menghabiskan makan dalam waktu yang singkat.
Walaupun kami di didik secara militer, komandan dan anggota militer lainnya tidak pernah memberikan hukuman fisik yang menyiksa, tapi lebih ke arah mendidik agar tidak melakukannya lagi. Teman-teman dari kelompok lain yang tidak menunggu temannya untuk makan bersama dikenai sanksi berupa push up mata, push up jari, push up kepala dan hal lainnya.
Setelah makan siang, kami diajarkan oleh kakak-kakak dari tim Pelopor Alam tentang bagaimana cara membaca peta, kompas, dan membuat simpul yang nantinya akan kami gunakan saat outbound berlangsung. Kami pun memperhatikan dengan antusias karena ini merupakan pengalaman baru yang kami dapatkan. Kemudian kami diajarkan PBB dasar singkat oleh Pak Jatnika.
Malam pun tiba, setelah diberi waktu untuk membersihkan diri dan makan malam, masing-masing kelompok diperkenalkan oleh 2 General Instructor (GI) yang akan mendampingi kami selama disini. GI-1 kami yaitu kak Herman dan GI-2 kami yaitu kak Edo. Setelah berkenalan kami pun bermain sebentar, diajari tentang adventure, dan juga membuat pohon dengan apel-apel yang berisi harapan kami selama 3 hari di sini. Di sini kami diajarkan tentang SMART agar bisa menargetkan apa yang akan menjadi tujuan kami.
Malam pun tiba, setelah diberi waktu untuk membersihkan diri dan makan malam, masing-masing kelompok diperkenalkan oleh 2 General Instructor (GI) yang akan mendampingi kami selama disini. GI-1 kami yaitu kak Herman dan GI-2 kami yaitu kak Edo. Setelah berkenalan kami pun bermain sebentar, diajari tentang adventure, dan juga membuat pohon dengan apel-apel yang berisi harapan kami selama 3 hari di sini. Di sini kami diajarkan tentang SMART agar bisa menargetkan apa yang akan menjadi tujuan kami.
Acara selanjutnya pun dimulai, kami diperkenalkan dengan 4 C yang merupakan nilai yang harus kami terapkan. 4C terdiri dari Character , Competence , Contribution , dan Connectivity. Setelah itu kami diberikan sedikit wajengan dari sang
komandan. Nilai-nilai cinta tanah air ditanamkan dan dipupuk dalam diri kami pada
malam itu. Malam tersebut membuat kami berpikir mengenai bumi Indonesia yang banyak
berjasa, mengenai pahlawan dan mengenai masa depan kami. Intinya wajengan
malam itu mengenai diri kami, generasi muda, yang diibaratkan seperti obor, yang
nyalanya bisa goyang kemana saja sesuai arah angin bahkan bisa padam apabila
tersapu angin yang terlalu kuat, maka dari itu kami harus bisa membawa diri
kami sendiri, mengatur masa depan kami dengan mengisinya dari sekarang dengan
hal-hal yang baik dan berguna.
Malam pun semakin larut, kami semua kembali ke barak dan tidur di atas triplek tipis beralaskan sleeping bag, bahkan
mahasiswa putra tidur dilantai beralaskan alas tipis saja sehingga tampak seperti sarden. Kami pun harus bergantian shift untuk jaga malam. Setiap barak harus ada
minimal 3 orang yang menjaga pintu setiap saat karena sewaktu-waktu dapat di cek oleh salah satu pelatihnya.
DAY 2
Pagi ke dua di Jatiluhur. Kami bangun pukul 05.00 WIB dan melakukan senam pagi. Kami harus selalu semangat di Kostrad, semua waktu selalu dianggap pagi dan harus menjawab semua pertanyaan dengan lantang dan bersemangat. Setelah diberi kesempatan mandi dan makan bersama, kami melakukan outbond, tapi sebelumnya kami diberi bimbingan oleh para GI bagaimana cara untuk dapat membaca peta dan perintah dari setiap intruksi yang diberikan di sebuah kertas. Ternyata outbound hari ini bertemakan Business Day di mana kami akan mengikuti tiap ronde untuk mendapatkan poin yang bisa digunakan untuk membeli makan siang dan mengerjakan tugas Maket pada akhir acara hari ini. Jadi kami harus berusaha untuk mendapatkan poin sebanyak-banyaknya dan me-manage pengeluaran poin kami.
Outbond yang akan kami lakukan dibagi menjadi 3 ronde: Rowing, Rapelling dan Hiking. Kami mendapat giliran hiking
terlebih dahulu ke tempat yang sudah disediakan menggunakan kapal. Sesampainya disana Kak Herman dan Kak Edo menjelaskan tentang hal
yang kami harus lakukan secara singkat. Pada saat hiking, karena terlalu antusias untuk
menemukan koordinat, kami pun kurang teliti sehingga salah mem-punch kertas kami dan tersesat saat mencari koordinat yang ke-2 sehingga menghabiskan sebagian waktu yang telah diberikan. Kami tidak sadar walaupun sudah disindir oleh GI bahwa kami itu salah. Akhirnya kami pun jadi termotivasi untuk lebih teliti membaca kompas dan mengecek apakah tempat itu merupakan titik koordinat yang dicari.
Kecepatan kelompok kami pun membaik dan sampai di tempat games pertama yaitu membuat
bintang dengan tali yang harus dipegang trus-menerus dan tak boleh dilepaskan talinya sama sekali. Kami pun hampir berhasil tetapi tidak dapat selesai karena waktu gamesnya habis. Kami pun melanjutkan ke koordinat selanjutnya
sambil berbincang dan menukar informasi dengan kelompok lain. Pada saat kami
sampai pos ke-7, waktu yang tercatat hanya sisa 13 menit. Kami merasa akan lebih efisien untuk menghabiskannya dengan main games di pos ini dibandingkan melanjutkan ke pos 8 yang jaraknya jauh di peta.
Permainan di pos ini yaitu kami dibagi ke dalam 3 divisi yaitu messenger, kontaktor, dan
designer. Di sini kami menyadari bahwa setiap orang mempunyai peranan penting dan komunikasi harus bisa dilakukan dengan baik sehingga kita dapat bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Walaupun tidak menang, kami puas karena sudah mengerjakan tugas dengan baik dengan waktu yang terbatas.
Pada saat kami sampai di base camp, kami
mendapatkan poin yang kami peroleh dari hiking. Poin tersebut pun kami gunakan sebaik-baiknya untuk membeli makan siang dengan masih memikirkan untuk tugas Maket nanti malam. Kami akhirnya memilih untuk
makan nasi timbel, empal, ikan asin dan tahu karena nantinya kami akan melakukan 2 ronde outbound lagi. Semua itu menghabiskan 22.000 dari poin yang kami peroleh.
Setelah kami selesai makan, kami diberi instruksi untuk membuat safety rope dengan tali yang telah diberikan sebelumnya dan membuatnya menggunakan simpul seperti loop, pita, double pita, dan delapan. Setelah itu, kami berjalan ke lokasi dan melewati hutan bambu sampai ke tebing atas.
Setelah kami selesai makan, kami diberi instruksi untuk membuat safety rope dengan tali yang telah diberikan sebelumnya dan membuatnya menggunakan simpul seperti loop, pita, double pita, dan delapan. Setelah itu, kami berjalan ke lokasi dan melewati hutan bambu sampai ke tebing atas.
Pada saat kami sampai di tempat tersebut
terdapat beberapa kelompok yang menunggu giliran mereka. Alligator pun sudah siap dan menargetkan bahwa kami akan menyelesaikan kegiatan ini dalam waktu 1 jam Kami saling menyemangati satu sama lain dan sebagian dari kami yang sudah, menunggu dibawah
bukit untuk memberi space kepada yang menunggu diatas. Di sini kami dapat belajar bahwa kami harus bisa melawan rasa takut dan percaya pada diri sendiri kalo kami bisa melalui tantangan ini.
Di bawah, kami bertemu dengan kak Dio dan kak Raffi yang juga sedang menunggu kelompok mereka. Kami pun saling melucu dan bergosip untuk menghilangkan penat. Setelah kelompok kami sudah selesai semua, kami pun bergegas turun karena ingin mendapatkan kesempatan untuk mengikuti rowing. Tetapi kami terpisah karena kami lupa membawa bendera kami, sehingga 2 dari kami kembali untuk mengambil atribut kami dan sisanya kembali ke base camp.
Di bawah, kami bertemu dengan kak Dio dan kak Raffi yang juga sedang menunggu kelompok mereka. Kami pun saling melucu dan bergosip untuk menghilangkan penat. Setelah kelompok kami sudah selesai semua, kami pun bergegas turun karena ingin mendapatkan kesempatan untuk mengikuti rowing. Tetapi kami terpisah karena kami lupa membawa bendera kami, sehingga 2 dari kami kembali untuk mengambil atribut kami dan sisanya kembali ke base camp.
Pada saat di base camp, waktu sudah tidak
memungkinkan untuk kami dapat melanjutkan ke aktivitas kami yang selanjutnya
yaitu Rowing, akhirnya kami menunggu kelompok yang lain sambil sharing tentang outbound hari ini. Setelah semua kelompok telah terkumpul, kami semua diberi waktu
untuk membersihkan diri dan istirahat karena telah melakukan banyak kegiatan yang membuat kami lelah dan kotor.
Setelah makan malam, kami semua pergi ke lapangan untuk di briefing tentang
aktivitas selanjutnya. Kak Herman dan Kak Edo telah berkumpul untuk memberi kami
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Maket tersebut tetapi setiap benda
yang kami peroleh harus dibayar dengan poin yang kami dapat pada saat outbond.
Kami mendapatkan 110.000 poin tetapi
kami terkena pengurangan poin karena tidak bisa menyelesaikan tugas games pada
saat hiking. Kami berpikir dengan cermat dan memutuskan untuk membeli informasi terlebih dahulu untuk dapat mengertahui apa yang kami buat dan mengira-ngira barang apa yang perlu dibeli agar dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan budget yang terbatas.
Pembuatan maket pun dimulai, kami
membagi tugas dimana ada 2 orang yang mengurus peta lokasi rumah dan
sisanya membuat kerangka rumah tersebut. Waktu yang diberikan adalah 30 menit
akan tetapi kami kekurangan waktu sehingga kami diberi waktu tambahan 15 menit
untuk menyelesaikannya. Di sini kami benar-benar merasa untuk dapat bekerja sama dengan baik karena memiliki bahan yang sangat amat terbatas dan memanfaatkan semua itu sebaik-baiknya.
Setelah kami selesai dan semua kelompok menaruh rumah di koordinat yang dianggap benar kami pun berkumpul dekat maket. Instruktur kami berkata didepan bahwa beberapa rumah bukan persegi dan pembuatanya tidak sesuai dengan apa yang semustinya mereka lakukan. Disana kami juga diberikan info seperti grup yang waktunya tercepat dan orang yang dapat melakukan rappeling tercepat dari kedua pihak. Acara pun selesai dan kami diperbolehkan untuk kembali ke barak untuk beristirahat. Sebelum itu kelompok kami ‘Alligator’ telah berdiskusi untuk mempersiapkan diri untuk hal yang mungkin terjadi yaitu dibangunkan pagi-pagi. Jadi pada saat berkumpul kami semua sepakat untuk membereskan barang bawaan sebelum tidur, sehingga pada saat hal yang kami prediksi itu akan terjadi, kami telah siap.
Setelah kami selesai dan semua kelompok menaruh rumah di koordinat yang dianggap benar kami pun berkumpul dekat maket. Instruktur kami berkata didepan bahwa beberapa rumah bukan persegi dan pembuatanya tidak sesuai dengan apa yang semustinya mereka lakukan. Disana kami juga diberikan info seperti grup yang waktunya tercepat dan orang yang dapat melakukan rappeling tercepat dari kedua pihak. Acara pun selesai dan kami diperbolehkan untuk kembali ke barak untuk beristirahat. Sebelum itu kelompok kami ‘Alligator’ telah berdiskusi untuk mempersiapkan diri untuk hal yang mungkin terjadi yaitu dibangunkan pagi-pagi. Jadi pada saat berkumpul kami semua sepakat untuk membereskan barang bawaan sebelum tidur, sehingga pada saat hal yang kami prediksi itu akan terjadi, kami telah siap.
DAY 3
Tepat pada pukul 01.30 pagi, kami
dibangunkan oleh petasan yang begitu keras suaranya dan gedoran-gedoran dari sekeliling jendela, sehingga kami pun langsung bergegas bangun, membawa semua perlengkapan dan berkumpul secepat mungkin ke bawah. Ada beberapa
barang yang tertinggal dan kami semua satu persatu harus melihat barang yang
mungkin punya kami.
Sesudah mengumpulkan tas yang ternyata beranak 1 dan diambil oleh yang punya, kami semua pergi ke kapal yang sudah menunggu untuk mengantarkan kami ke lokasi tempat kami melakukan tugas terakhir. Kami diberikan kertas yang berisi keterangan tentang apa yang kami harus lakukan pada saat kami sampai di tempat tersebut.Perjalanan memakan waktu sampai 1 jam dan kami semua tertidur termasuk lodstar kami yang cantik.
Sesudah mengumpulkan tas yang ternyata beranak 1 dan diambil oleh yang punya, kami semua pergi ke kapal yang sudah menunggu untuk mengantarkan kami ke lokasi tempat kami melakukan tugas terakhir. Kami diberikan kertas yang berisi keterangan tentang apa yang kami harus lakukan pada saat kami sampai di tempat tersebut.Perjalanan memakan waktu sampai 1 jam dan kami semua tertidur termasuk lodstar kami yang cantik.
Pada saat kami sampai di tujuan, kami
berkumpul dengan kelompok Charlie dan mulai mengerjakan tugas yaitu kami harus mendapatkan pipa-pipa yang berwarna agar dapat disambungkan agar bisa mengalirkan air untuk warga di sana sebelum jam 9 pagi. PIC kami bernama Hanie, yang bertanggung jawab untuk mengatur kelangsungan tugas kelompok Charlie dan Echo.
Di pencarian pertama kami, semua kelompok bersama-sama untuk mendapatkan pipa tersebut, tetapi karena dinilai kurang efisien pencarian pun difokuskan dengan 1 kelompok di 1 titik koordinat. Dengan teliti dan hati-hati karena banyaknya semak-semak, Alligator pun berhasil mendapatkan 4 pipa dan segera kami berikan kepada Hanie. Setelah semua pipa telah ditemukan, kami pergi ke lokasi selanjutnya dan bersama kelompok lain kami berjalan ke tempat akhir kami.
Di pencarian pertama kami, semua kelompok bersama-sama untuk mendapatkan pipa tersebut, tetapi karena dinilai kurang efisien pencarian pun difokuskan dengan 1 kelompok di 1 titik koordinat. Dengan teliti dan hati-hati karena banyaknya semak-semak, Alligator pun berhasil mendapatkan 4 pipa dan segera kami berikan kepada Hanie. Setelah semua pipa telah ditemukan, kami pergi ke lokasi selanjutnya dan bersama kelompok lain kami berjalan ke tempat akhir kami.
Sesampai kami di lokasi terakhir, perwakilan kelompok mengerjakan proyek pipa air itu dan walaupun belum berhasil, kami tetap puas karena telah berusaha sebaik-baiknya dan dapat menyatukan semua hasil upaya kami. Setelah itu, kami
berkumpul dengan kakak Pembina untuk membahas apa yang telah kami capai dan kesana dalam
aktivitas yang telah kami lakukan selama ini dan dilanjutkan dengan pengisian formulir.
Kami diberi waktu untuk snack dan mandi, kami
semua merasa senang dan lega karena semua hal itu telah kami jalani dengan baik
dan diselesaikan dengan maksimal. Sambil menunggu waktu berlalu, kami semua
berkumpul untuk berbincang dengan satu sama lain.
Pada saat waktu kami disuruh kumpul oleh Pembina dan lodstar,semua prasmulian kembali ke titik akhir akan tetapi kami dapat kejutan yang begitu hebat karena beberapa dari kami ada yang dimarahi karena merokok pada saat di WC dan ternyata ketahuan oleh seseorang. Mereka maju kedepan dan diberi sanski oleh Pak Mul dan juga dari komandan Jatnika. Kami semua disuruh untuk melakukan push-up karena tindakan mereka yang begitu ceroboh. Setelah hal itu sudah selesai, apel penutupan pun dimulai. Penghargaan pun dibagikan kepada perwakilan angkatan kami, lodestar terbaik dan juga kelompok terbaik. Acara pun selesai, kami semua bersalam-salam dengan kakak-kakak GI dan berjalan ke bus yang menunggu kami untuk mengantarkan kami pulang ke BSD.
Pada saat waktu kami disuruh kumpul oleh Pembina dan lodstar,semua prasmulian kembali ke titik akhir akan tetapi kami dapat kejutan yang begitu hebat karena beberapa dari kami ada yang dimarahi karena merokok pada saat di WC dan ternyata ketahuan oleh seseorang. Mereka maju kedepan dan diberi sanski oleh Pak Mul dan juga dari komandan Jatnika. Kami semua disuruh untuk melakukan push-up karena tindakan mereka yang begitu ceroboh. Setelah hal itu sudah selesai, apel penutupan pun dimulai. Penghargaan pun dibagikan kepada perwakilan angkatan kami, lodestar terbaik dan juga kelompok terbaik. Acara pun selesai, kami semua bersalam-salam dengan kakak-kakak GI dan berjalan ke bus yang menunggu kami untuk mengantarkan kami pulang ke BSD.
Foto sebelum meninggalkan Jati Luhur |
Because, Life is an Adventure !
;D